Pengalamanku Gagal SNBP dan Ikut SNBT:)

Hai, kali ini aku mau cerita tentang perjalanku untuk menjadi seorang mahasiswa. Perjalanan yang dapat dibilang cukup menguras banyak emosiku saat itu.

Pada Mei 2023, aku lulus SMA. Jujur, sebelumnya aku sama sekali nggak pernah berpikir bahwa aku akan gagal di SNBP, harus mengikuti SNBT, bahkan gap year sekalipun (sepede itu diriku saat itu woi, haddeh diri ini).

Akhir kelas 12, kita disuruh pilih jurusan untuk menentukan keberlanjutan masa studi kita di dunia perkuliahan, aku bingung banget sebenernya. Aku benar-benar clueless saat itu. Tapi, setelah rank parallel untuk siswa eligible SNBP keluar, otakku ini agak gegabah. Jatuhlah aku pada pilihan pertamaku yaitu ‘Kedokteran Gigi UGM’ dan pilihan keduaku ‘Kedokteran UNS’.

Ngomong-ngomong tentang jurusan ‘kedokteran’ itu, sebenernya aku ingin sekali masuk ke dalam ranah kedokteran. Tapi ada hal yang membuat aku ragu sama diriku sendiri untuk masuk ke ranah itu, mungkin karena aku tidak menemukan alasan kuat kenapa aku harus ke sana. Aku merasa bahwa tidak adanya dorongan yang kuat untukku pergi ke sana membuatku agak bimbang dengan keputusan itu. Entah kenapa keluargaku juga tidak terlalu menyarankanku untuk menjadi seorang dokter.

Balik lagi ke SNMPTN yang udah berganti nama menjadi SNBP. Aku sudah meminta izin untuk mengambil kedua jurusan itu dan ibuku menyetujuinya. Tapi ada perasaan mengganjal dalam hatiku dan firasat buruk selalu dateng sih saat itu. Alhasil ketika hari pengumuman tiba, AKU GAGAL. Pengumuman itu merah. Menangislah aku saat itu, mana itu sedang masa Ujian Sekolah yang besoknya mapel Matematika Peminatan pula. Kira-kira beginilah tampilannya:)

Awalnya aku berpikir bahwa SNBP itu adalah jalan terbaikku, ternyata aku salah. Ya, aku gagal. Sejak pengumuman itu aku jadi nggak punya semangat belajar lagi (ga boleh ditiru sih ini bakal merugikan diri sendiri asli deh). Aku harus belajar lagi untuk SNBT. Jujur, sebenernya gapapa sih, tapi saat itu aku masih kecewa sama diri sendiri. Aku merasa 3 tahun yang sudah aku perjuangkan baik-baik itu seketika tidak ada artinya. Aku benar-benar belum mau memegang buku lagi untuk beberapa minggu setelah Ujian Sekolah. Sekecewa itu ya ternyata haha…

Di saat teman-temanku yang lain sudah move on dan gila-gilaan belajar untuk SNBT, aku masih stuck di tempat. Rasanya saat itu aku masih perlu memupuk semangatku lagi. Aku baru mulai efektif belajar disaat 1,5 bulan sebelum hari tes SNBT. Asli, baru saat itu aku menyadari bahwa aku harus move on. Menurutku itu hal yang merugikan sih setelah aku pikir-pikir lagi. Aku gabisa memanfaatkan waktuku dengan baik kan jadinya.

Aku belajar untuk SNBT, mendaftar, dan dapat tanggal 12 Mei 2023 untuk hari ujiannya, hari ke 5 gelombang 1. Pilihan pertamaku untuk SNBT ini adalah ‘Biologi UGM’ dan pilihan keduaku ‘Mikrobiologi Pertanian UGM’. Mungkin ada yang nanya ‘kenapa nggak ambil kedokteran lagi?’. Ada beberapa alasan sih. Pertama, karena gaada dorongan dan alasan kuat seperti yang aku bilang sebelumnya (dorongan/support itu paling dibutuhkan bagi diriku ini sebenernya, tanpa ini aku gabisa apa-apa). Kedua, takut gagal lagi hehe. Ketiga, aku menghitung peluangku lulus di SNBT ini, sebenernya karena aku takut untuk mengalami kegagalan lagi sih. Aku juga sadar kalau belajarku untuk SNBT ini gak sekuat teman-temanku yang ingin masuk jurusan top seperti kedokteran, kedokteran gigi, teknik, dsb, jadi aku berpikir untuk mencari jurusan yang kiranya masih relate sama aku, aku suka menjalaninya, dan peluangnya cukup besar bagiku. Kedua jurusan itulah yang akhirnya muncul dan kudaftarkan untuk SNBT. Aku meminta izin lagi untuk mengambil jurusan itu dan ya direstui serta disetujui:)

Hari ujian pun tiba. Kalau dibilang, mungkin aku agak tertekan dan terbebani karena aku nangis dulu sebelum berangkat ke tempat ujian haha. Aku dapat waktu ujian di siang hari jam 12.30 – 16.15. Kata orang twitter, mereka pada dapet ruangan yang dingin banget. Kalo aku sih standar lah karena aku duduk agak belakang, tapi tetep dingin sih. Review orang twitter terhadap soal SNBT itu membuatku merasa lebih percaya diri ketika akan melakukan ujian karena kata mereka gampang-gampang:v

Menurutku, soal SNBT sebenernya standar, ya kayak latsol-latsol yang pernah dikerjain aja. Aku yakin kita bakalan bisa ngerjain soalnya asal teliti, tenang, dan bisa manage waktu dengan baik. Terutama bagian Penalaran Matematikanya sih hwhw, kalo gak teliti bakal nguras waktu banget:) Kalo gabisa/gatau ya pilih aja sesukanya, kan kita semua punya faktor L (lucky). Ya tapi jangan ngawur semua juga, hidup ini juga butuh perjuangan kali walaupun faktor paling kuatnya tetap doa dan keberuntungan.

Setelah selesai ujian, aku langsung solat asar dan pulang dengan overthinkingku tentang soal Penalaran Matematika yang harusnya bisa aku kerjain tapi aku mendadak lupa saat ujian:)

Hari demi hari setelah unjian SNBT aku lalui, jujur aku gak setakut waktu mau pengumuman SNBP sih. Perasaannya kayak beda aja gitu, menjelang mengumuman SNBT ini ketakutanku cuma tentang takut gap year. Kata-kata ‘gap year’ ini udah mulai muncul nih di dalam benakku, tapi ya cuma sekilas aja. Aku isi masa-masa menunggu pengumuman SNBT-ku ini dengan refreshing, banyak main, sepedaan sama temen-temen, berenang, yah intinya melakukan kegiatan yang bisa membuatku cukup melepaskan beban pikiran lah. Aku sudah pasrah dengan hasilnya, aku serahkan semuanya kepada Allah Swt. Namun, tentunya harapanku untuk diterima masih sangat besar. Aku berharap yang terbaik saja untukku saat itu.

Hari pengumuman tiba tepatnya tanggal 20 Juni 2023. Aku nggak berani langsung membuka pengumumanku haha.. Aku bahagia melihat mayoritas teman-temanku diterima di jurusan yang mereka inginkan. Melihat perjuangan mereka latihan soal, ikut bimbel, kemana-mana bawa kertas soal, tanya ke tentor setiap saat, tambahan setiap hari, semuanya itu akhirnya terbayarkan oleh hasil yang mereka dapat. Aku ikut lega dan senang. Jujur, aku sendiri nggak berekspektasi apapun. Kebahagiaan melihat banyak orang mengekspose rasa leganya dengan perjuangan yang kulihat sendiri itu merupakan suatu hal yang sudah cukup membuatku bahagia juga:) Web pengumuman itu sudah bisa dibuka jam 15.00, tapi aku baru mau membukanya pukul 16.30. Dan akhirnya..

Beginilah kira-kira tampilannya:)

Alhamdulillah, lolos pilihan pertama. Rata-rata skorku gak setinggi teman-temanku sih, rata-rataku 692,85. Aku sangat bersyukur bisa melalui masa-masa ini. Tapi, aku tetap berakhir gap year wir… Mau tau kenapa? Baca di postinganku tentang gap year ya hehe:)

But anyway, untuk kalian yang membaca ini, tetapi takdirnya masih belum berhasil, aku mau ngucapin bahwa percayalah sama apa yang kamu yakini bahwa itu pilihanmu, tapi ingat terlalu berlebihan itu tidak baik. Ada masanya kita tidak bisa memiliki apa yang kita inginkan/harapkan, it’s normal. Belajar dari kegagalanku di SNBP bahwa jangan terlalu berlarut-larut dalam kesedihan karena nantinya akan merugikan diri kita sendiri. Terkadang dalam meraih apa yang kita impikan tidak melulu kita akan melewati jalan yang mulus kan? Ada banyak jalan menuju Roma. Setiap orang punya proses dan jalannya sendiri untuk suatu keberhasilan. Kalau kita sudah berusaha semaksimal kita, yakinlah kita pasti akan diberi yang terbaik oleh Yang Maha Kuasa. Tetap bahagia ya:) Sampai ketemu di cerita sebelah hehe💓…

Komentar